Teori terbentuknya Tata Surya

Teori terbentuknya Tata Surya
banyak sekali teori yang menjelskanmengenai proses terjadinya tata surya, tetapi kali ini saya hanya akan membahas 3 saja, yaitu teori Kabut (Nebula), teori Planetesimal, dan teori Bintang Kembar

1. Teori Kabut (Nebula)
   Teori Kabut (nebula) dikemukakan oleh Emmanuel Kant, seorang filsuf Jerman (1724-1804) dan pada tahun 1796 oleh seorang ilmuwan Perancis, yaitu Pierre Marquis de Laplace.
   Nebula adalah kabut yang terdiri atas gas terutama gas helium dan hidrogen, es, serta debu-debu angkasa. Mula-mula terdapat sebuah nebula besar berbentuk hampir bulat berotasi dengan kecepatan yang lambat sehingga akhirnya menyusut. Akibatnya, bentuknya berubah menjadi seperti cakram datar yang besar dengan Matahari terbentuk di tengah cakram. Selanjutnya, cakram berputar lebih cepat sehingga sebagian materi terlempar dan mengitari Matahari. Pecahan-pecahan ini yang sekarang menjadi planet-planet dalam sistem tata surya kita.


2. Teori Planetesimal
   Planetesimal berarti planet kecil. Awalnya, sebagian materi Matahari sudah ada tertarik oleh gaya gravitasi bintang-bintang yang lewat. Setelah bintang tersebut menjauh, sebagian materi kembali ke Matahari dan sebagian lagi terhambur menjadi gumpalan-gumpalan kecil planetesimal. Karena gaya gravitasinya sendiri, planetesimal ini menyatu dan menjadi planet yang mengelilingi Matahari. Teori ini dikemukakan oleh T.C Chamberlain dan F.R. Moulton pada awal abad 20.


3. Teori Bintang Kembar
   Teori Bintang Kembar hampir sama dengan teori Planetesimal. Dahulu sebenarnya ada dua (kembar) Matahari. Salah satu Matahari meledak dan sebagian kepingan-kepingannya tertarik oleh Matahari yang lain. Kepingan- kepingan ini bergerak mengitari Matahari menjadi planet-planet.






sumber : buku IPA Terpadu smp kelas IX
         Yudhistira

















Comments

Popular Posts